Tafakur alam malakut


Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya, adalah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada didalamnya dari berbagai bintang, yaitu seluruh alam semesta.

Siapa saja yang ingin mengetahui segala sesuatu tetapi dia tidak tahu keajaiban-keajaiban langit, maka pada hakikatnya dia telah lupa segalanya. Sebab bumi dan isinya, laut, udara dan segala benda selain langit, kalau dibanding dengannya adalah sangat kecil, ibarat setetes air disamudra, bahkan lebih kecil lagi.


Kemudian perhatikan, bagaimana Allah mengagungkan urusan langit dan berbagai bintang dalam kitab-Nya. Berapa banyak dalam Al-quran yang mengandung sumpah dengan sebutan langit dan berbagai bintang,Seperti Firman-Nya:
"Demi langit yang penuh dengan bintang-bintang"(Al-Buruj:1)

"Demi langit dan segala bintang-bintang yang nampak pada malam hari"(Ath-Thaariq:1)

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan"(Adz-dzaariyat:7)

"Demi matahari dan cahayanya,Demi bulan yang datang kemudian"
(Asy-Syam:1-2)

"Maka Aku bersumpah dengan(bintang-bintang)yang timbul tenggelam"yang berlari(terbit)dan terbenam"
(At_taqwir:15-16)

"Maka Aku bersumpah dengan tempat turunnya bintang-bintang.Dan Sesungguhnya itu suatu sumpah yang benar jikalau kamu tahu"
(Al-waqiah:75-76)

Sesungguhnya kita mengetahui,bahwa keajaiban-keajaiban Nuthfah yang menjijikan itu tiada dapat diketahui hakikatnya oleh seluruh manusia dari dulu dan kemudian, tetapi kenapa Allah tidak menggunakan sumpah dengannya,justru langit yang digunakan bersumpah,Serta disebutnya sebagai tempat rezeki.
Fikirkanlah hal itu, Firman Allah:
"Dan di langit ada rezekimu dan(juga)apa yang dijanjikan kepadamu(Adz-dzariyat:22)

"Dan mereka bertafakkur tentang kejadian langit dan bumi'
(Ali Imran:191)

Allah dan rasul-Nya mencela kepada orang-orang yang tidak mau memikirkan Langit dan bumi serta enggan mengambil pelajaran daripadanya. Firman Allah:
"Dan kami telah menjadikan langit itu sebagian atap yang dijaga, sedangkan mereka tidak mau memperhatikan keterangan-keterangan yang ada di sana"
(Al-anbiya:32)
Sabda Nabi,yang berkaitan dengan surat Ali-imran:191:
Celakalah bagi orang yang membaca ayat ini,yang dia hanya menyapu kumisnya saja, tanpa memikirkannya.
Dalam rangka mendorong manusia supaya berfikir, Allah memapaparkan:
"Apakah kamu yang sulit penciptaannya ataukah langit?. Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya"
(An-Naazi'aat:27-28)


Dengan demikian, jelaslah bahwa manusia yang memfungsikan fikirannya akan mengakui yang demikian itu, dan bahkan lautan dan bumi kalau dibandingkan dengan langit, akan jauh perbedaannya, karena kedua-duanya berubah-ubah dalam waktu dekat, sedangkan langit keadaanya keras. kuat, serta terjaga dari perubahan sampai pada hari yang telah ditentukan.



MAKA PERHATIKAN ALAM MALAKUT supaya engkau melihat keajaiban-keajaiban kemuliaan dan keperkasaan, dan janganlah menduga akan arti memperhatikan kepada alam malakut itu dengan mamanjangkan penglihatan kepadanya, lalu kamu dapat melihat warna birunya langit atau berbagai cahaya bintang yang bertebaran saja...!!
Karena Binatangpun dapat melakukan yang demikian.


Andaikan hanya itu yang dimaksud,untuk apa Allah memuji Nabi Ibrahim, dengan Firman-Nya:
"Dan demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan langit dan Bumi"(Al-An'am:75)
Tidak.......!! Masalahnya tidak begitu, karena segala sesuatu yang dapat diterima oleh panca indra Al-quran mengistilahkan dengan Al-mulki dan As-syahadah, sedangkan apa yang ghaib menurut panca indra, diibaratkan denga Al-ghaibi dan Al-malakut .


Dan Allah Ta'ala mengetahui segala rahasia dari kedua alam ini.
Diapun yang berkuasa bagi kerajaan Mulki dan Malakut.
Dan tiada seorangpun yang tahu akan apa yang diketahui-Nya melainkan orang yang telah diberi izin oleh-Nya, yaitu dari seorang utusan yang dipilih-Nya.

Oleh karena itu, wahai orang-orang yang berakal tangguhkanlah fikiranmu untuk menjelajah alam malakut, semoga Allah membukakan pintu-pintu langit bagimu, sehingga hatimu dapat berkeliling di tepi-tepinya. Akhirnya bisa berdiri di muka Arsy-Rahman, kalau sudah demikian mungkin anda dapat mencapai derajat (Tingkat) sebagaimana yang telah digapai oleh Umar bin khatab r.a.

Yang dia pernah berkata:
"Hatiku telah melihat Tuhanku "Tiada mungkin untuk dapat sampai pada yang jauh kecuali setelah melalui yang dekat, adapun yang dekat bagimu adalah badan mu sendiri, kemudian bumi tempat kamu berpijak, lalu udara yang meliputimu, setelah itu berbagai tumbuh-tumbuhan dan binatang disekitarmu dan segala sesuatu yang ada dipermukaan bumi, kemudian keanehan-keanehan udara yang ada diantara langit dan bumi.
Setelah itu langit yang tujuh dengan berbagai bintangnya, kemudian Al-kursi.sesudah itu Al-Arasy, dilanjutkan dengan berbagai malaikat yang memikul. Arasy dan penjaga-penjaga langit. Dan kalau sudah sampai sini lanjutkan perjalanan hatimu untuk melihat pada Rabbil Arsy dan Al-kursi.



Di antara kamu dan tanah belantara yang besar ini adalah perjalanan yang sangat jauh dan melalui berbagai rintangan serta  yang sangat sukar di tempuh. Padahal pada tingkat yang dekat saja anda belum selesai, yaitu mengenal pada bagian lahir dirimu sendiri, begitu saja masih belum.

Apa mulutmu tidak malu untuk menda'wakan sudah mengenal Tuhan-mu dan mengatakan:
"Aku sudah ma'rifah akan Dia"dan telah tahu mahluk-Nya,maka apa yang harus aku fikirkan?Dan apa yang harus aku ketahui?kalau sekarang memang sudah begitu,maka angkatlah penglihatanmu ke arah langit.pikirkanlah dia,segala bintang,peredarannya,terbitnya,terbenamnya,pergerakannya,yang kontinyu dan tertib tanpa mengenal payah tiada juga pernah berubah dalam perjalannya,selalu beredar melalui manzilah-manzilah(tempat-tempat)yang teratur dengan perhitungan tertentu dan tepat,tidak pernah lebih dan tidak pernah kurang,demikian itu berlangsung selama-lamanya sampai Allah melipatnya,sebagaimana melipat kitab.


Di samping itu anda harus bertadabbur tentang jumlahnya bintang yang banyak itu dan berwarna-warni,sebagian kemerah-merahan,sebagian lagi berwarna putih dan sebagian yang lain cenderung pada warna biru.


Setelah itu perhatikan bentuknya, sebagian seperti kalajengking, ada juga seperti anak kambing, singa, manusia, dan setiap bentuk yang ada di bumi ini ada juga di langit.



Perhatikan juga, bagaimana Allah menerangkan peredaran Matahari di pertengahan langit.sehingga yang semacam itu penyebab adanya musim panas, dingin, semi dan rontok, maka kala peredaran matahari merendah dari tengah langit.


Alam bumi bila dibandingkan dengan Alam langit amatlah jauh perbandingannya, baik dari ukuran maupun artinya. Mengenai kebesaran bumi yang kita anggap besar ini,dia jauh lebih kecil dari Matahari.
Kebesaran Matahari, 160 kali besar bumi (disepakati para pengamat astronomi)

Sedangkan kebesaran bintang yang kita anggap kecil itu.
Andai besar bintang dibanding besar bumi, bintang lebih besar 8xnya besar bumi. (Ini bintang yang menurut kita paling kecil), sedangkan yang terbesar, kalau dibandingkan dengan bumi 120 kalinya dari besar bumi.


Segala yang kita ketahui tersebut sangatlah sedikit dan tak berarti dibanding dengan apa yang di ketahui Ulama dan Auliya. Apa yang diketahui ulama dan Auliya tersebut amatlah sedikit dan tidak berarti dibanding dengan apa yang diketahui Para Malaikat yang dekat dengan Allah.


Kemudian.....Segala ilmu malaikat, jin, manusia dibanding dengan ilmu Allah SWT Niscaya tiada berhak untuk dinamakan ilmu, akan tetapi lebih dekat bila dinamakan kedasyatan,bkeheranan dan kelemahan.


Maka.....Maha Suci Allah yang memperkenalkan hamba-hambanya akan apa yang dikenalnya.

Comments

Popular Posts